X-Steel - Wait

Keutamaan BerSholawat

Salah satunya yaitu menambah 10 rahmat Allah dan menghapus 10 kesalahan

Keutamaan Membaca Al-Qur'an

“Siapa saja membaca satu huruf dari Al-Qur’an, maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipatnya.” (HR. At-Tirmidzi)

Keutaamaan Hadir di Majelis Ilmu

"Barang Siapa Meniti Satu Jalan Untuk Mencari Ilmu, Maka ALLAH Akan Mudahkan Jalannya Menuju SURGA" [HR MUSLIM]

Keutamaan BerIstigfar

Barang Siapa yang Senantiasa BerIstigfar maka Allah akan melapangkan masalahnya dan memberikan Rizki dari arah yang tidak disangka-sangka

Sabtu, 25 Februari 2017

MEWASPADAI KAUM MUNAFIK


Al-Qur’an senantiasa mengingatkan kita akan bahaya kaum munafik dengan ayat “Mereka itulah musuh yang sebenarnya, maka waspadalah!”(Al-Munafiqun:4). Namun, saat ini tampaknya kaum muslimin belum dapat bertindak tegas dan kurang waspada akan bahaya kaum munafik. Padahal Allah ta’ala berfirman,

“Hai Nabi, Berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka ialah jahannam. Dan itu adalah tempat kembali yang seburuk-buruknya.”(At-Taubah:73)

Ketika keadaan melenggang seperti pada zaman ini, kesadaran kaum muslimin belum bangkit. Umat islam belum melawan mereka dengan hujjah, apalagi dengan mengangkat senjata. Hal itu terjadi lantaran minimnya kewaspadaan yang berakibat pada lemahnya strategi perlawanan. Sehingga, tidak sedikit aktivis Islam yang menganggap enteng bahayanya. Tidak sedikit aktivis Islam yang menaruh percaya pada tokoh-tokoh kaum munafik, sehingga terjebak dalam jerat mematikan ini.

Arab spring telah memperlihatkan bagaimana kaum munafik sekuler berhasil membangun basis massa dari kelompok sekuler awam. Mungkin kelompok ini tidak paham arti sekularisme, tapi sikap dan perbuatannya persis seperti deskripsi kaum munafik. Kelompok ini terus meluas akibat berjangkitnya pemikiran dan nilai-nilai pragmatisme dan opurtunisme

Mengaku beragama Islam namun terbiasa dengan dusta, melanggar janji, mengejar popularitas, tidak amanah, penakut, menjauhi jihad, gila harga, gembira dengan musibah yang menimpa kaum muslim, loyal kepada musuh Islam, anti terhadap orang orang shalih, bersikap merendahkan terhadap syiar Islam, gembira terhadap menangnya kelompok perusak masyarakat, dll. Kelompok inilah yang tampil melawan proyek-proyek serta slogan aktivis Islam!

Sekali lagi, inilah wujud asli dari kaum munafik yang begitu dengki kepada umat Islam. Sejatinya mereka telah melawan Allah, Rasul-Nya dan Islam itu sendiri. Terkadang orang-orang tertipu dengan revolusi-revolusi palsu yang menamakan Islam. Itu semua karena kesadaran aktivis Islam yan gbelum bangkit. Kewaspadaaan yang masih kurang, mengakibatkan kaum munafik leluasa dan semena-mena menindas umat Islam.

Marilah kita sekalian sebagai generasi pejuang Islam segera bangun dan sadar akan bahaya ini. Kita harus mengevaluasi kembali persepsi terhadap bahaya kaum munafik yang direpresentasikan oleh kelompok sekuler. Evaluasi ini dilakukan dengan mengkaji kembali Al-Qur’an, hadist dan sejarah.
Kita susun kembali strategi yang tepat guna untuk menyangkal ancaman dalam selimut ini. Memahamkan kepada umat tentang bagaimana hakikat Islam yang sebenarnya dan bahaya laten kemunafikan. Ancaman-ancaman itu bukan hanya isapan jempol saja. Suatu saat akan benar-benar terjadi seperti kejadian masa lalu, baik di negara kita atau belahan dunia lain.

Tugas berat telah bertengger di pundak kita, ketika melihat kemajemukan masyarakat yang bermacam-macam. Suatu pekerjaan yang paling mulia dengan menyadarkan seluruh komponen umat Islam dan menggandeng mereka di jalan yang benar. Dengan begitu, kita telah benar-benar berusaha dan bekerja keras menetapkan peringatan Al-Qur’an, “Mereka itulah musuh yang sebenarnya, maka waspadalah terhadapnya!”
Kita bersyukur, Allah swt telah menurunkan kepada kita spirit Bela Islam 212. Spirit itu sekarang menjadi sebuah sebab dari terbongkarnya kedok manusia-manusia munafik yang selama ini bersembunyi dibalik topeng-topeng peci, sarung dan baju koko.
Pasca aksi bela Islam 212, semakin hari semakin jelas siapa-siapa saja pengikut setia Abdullah bin Ubay bin Salul yang senantiasa membuat kekacauan dalam ketenangan dan kedamaian ummat Islam.

Ketika nampak gerakan ummat semakin solid dan kokoh, tidak sedikit diantara mereka yang kemudian menampakkan diri seolah-olah berdiri bersama kesatuan ummat Islam yang bergerak membela Islam dari penistaan.

Namun, ketika dia berpisah dari umat dan berdiri dibarisan lain, mendadak sikap dari kata-katanya berubah 180 derajat. Bahkan orang-orang itu, mereka yang diberi amanah untuk melayani ummat dan menegakkan keadilan justru sekarang menjadi pemangsa ummat dan musuh bagi mereka yang menuntu keadilan. Alih-alih menjalankan tugas dan fungsinya dengan benar,kam munafik yang haus kekuasaan itu justru menghambakan dirinya kepada para thogut.

Demikianlah Allah swt menceritakan keadaan mereka dalam surat An-Nisa ayat 60-61: Tidaklah kamu memperhatikan orang-orang yang mengaku bahwa mereka telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelummu? Tetapi mereka masih menginginkan ketetapan hukum kepada thaghut, padahal mereka telah diperintahkan mengingkari Thaghut itu. Dan setan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) kesesatan kepada apa yang telah diturunkan Allah dan (patuh) kepada Rasul”, niscaya kamu melihar orang-orang munafik berpaling darimu dengan sesungguhnya.

Ayat ini menggambarkan betapa anehnya sifat orang-orang munafik. Di satu sisi mereka mengakui bahwa mereka beriman ke Al-Quran, dan kitab-kitab suci yang sebelumnya tapi mereka bekerja sama dengan thaghut. Thaghut itu diartikan kadang-kadang sebagai jin, penguasa yang zalim, dan sebagainya. Namun perbedaan makna tersebut tidak kontradiktif, melainkan memiliki esensi yang sama.

Allah swt. Bahkan memberitakan kondisi mereka dalam tujuh belas surat dari total tiga puluh surat madaniyah. Setidaknya, jumlahnya mencakup 340 ayat dalam Al-Qur’an. Melihatnya demikian banyaknya ayat yang menceritakan tetang kaum munafik ini, Ibnul Qayyim Al-Jauziyah sampai berkomentar “Hampir saja Al-Qur’an seluruhnya berbicara tentang mereka (kaum munafik itu).”(Madarijus Salikin, Juz 1, hal. 347)

Melihat kondisi seperti yang sekarang ini, tentu sangat berbahaya bagi keimanan sauudara-saudara seaqidah yang masih awam pemahaman agamanya. Bukan tidak mungkin, mereka yang wam ini akan sangat mudah disesatkan oleh orang-orang munafik yang bahkan memiliki status sebagai “Ulama”.

Menghadapi situasi yang demikian, ada baiknya kita mengikuti pesan Iman Syafi’i. Yang mana beliau pernah berkata,
“Nanti di akhir zaman akan banyak Ulama yang membingungkan Umat, sehingga Umat bingung memilih mana Ulama warosatul Anbiya dan mana Ulama Suu yang menyesatkan Umat. Bila kalian menemui zaman itu, maka carilah Ulama yang paling dibenci oleh orang-orang KAFIR dan orang MUNAFIK, dan jadikanlah Ia sebagai Ulama yang membimbing mu, dan jauhilah Ulama yang dekat dengan orang KAFIR dan MUNAFIK karena ia akan menyesatkan mu, menjauhimu dari keridhoan Allah”.


TENTANG PARA PENIPU

Alkisah, seorang pemimpin diberitakan baru saja menandatangani peraturan negara yang isisnya antara lain mewajibkan setiap pegawai negara menggunakan kendaraan merek A yang diketahui kualitasnya sangat buruk namun harganya sangat mahal.

Begitu televisi menyiarkan peraturan negara tersebut, sontak para pegawai negara meggerutu dan gelombang protes laksana air bah yang menerjang apaun yang menghalangi alirannya.

Sebuah keadaan yang sangat gamblang tentang kapasitas pemimpin yang seperti ini, mungkin sesuai dengan hadis berikut ini.

Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Nabi bersabda:

“Akan datang kepada manusia tahun-tahun penuh kebohongan pada saat itu pendusta dibenarkan, orang yang benar justru didustakan, pengkhianat diberikan amanah, orang yang dipercaya justru dikhianati, dan Ar-Ruwaibidhah berbicara. “Ditanyakan: “apakah Ar-Ruwaibidhah?” beliau bersabda: “seorang laki-laki yang bodoh ( Ar Rajul At Taafih ) tetapi sok mengurusi urusan orang banyak.” (HR. Ibnu Majah No. 4036. Ahmad No. 7912. Dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih wa Dha’of Sunan Ibni Majah No.4036. Dihasankan oleh Syaikh Syu’aib Al Arnauth dalam Ta’liq Musnad Ahmad No. 7912. Al Hafizh Ibnu Hajar mengatakan : sanadnya jayyid. Lihat Fathul Bari, 13/84)

Imam As Suyuthi Rahimahullah mengatakan:

Al Khadda’ artinya makar dan muslihat. Dikaitkannya Al Khadda’ kepada As Sanawat (tahun-tahun) merupakan majaz, maksudnya adalah orang yang hidup di tahun-tahun tersebut. (Syarh Sunan Ibni Majah, 1/292)
Ini merupakan prediksi kenabian, bahwa akan datang masa dimana manusia dipenuhi tipu daya, muslihat dan kebohongan. Kalimat-kalimat selanjutnya dalam hadits ini merupakan tafshil (perinci) dari muslihat-muslihat tersebut. Intinya, saat itu banyak manusia yang berlagak menjadi ahli padahal bukan. Sementara yang ahli justru dijauhi dan tidak dipercaya sehingga yang terjadi adalah kehancuran. Ini terjadi bukan hanya pada perkara dunia tapi jua agama.

Imam Ibnu Rajah Al Hambali Rahimahullah berkata:

Kandungan yang tertera dalam hadis ini adalah berupa diantara ciri-ciri datangnya kiamat, yaitu kembali pada makna bahwa banyak urusan disandarkan kepada yang bukan ahlinya. Sebagaimana sabda Nabi kepada orang yang bertanya kepadanya tentang arti As Saa’ah (kiamat/kehancuran): “jika urusan disandarkan kepada yang bukan ahlinya maka tunggulah kehancurannya.” (Jaami’ Al ‘Uluum wal Hikam, 1/139)

Kita lihat . . . manusia berbohong untuk menjadi pegawai pemerintah, perusahaan, atau apa saja, dengan memalsukan ijazah atau biodata, risywah dan sebagainya, sehingga orang-orang yang seharusnya pantas tersingkirkan sehingga kerusakan ini tetap mengendap pada lembaga tersebut dari terangkatnya berkah darinya.

Para ulama direndahkan fatwanya, kepribadian mereka dilecehkan, dan dibuah jauh dari umatnya, sementara tukang dongeng, artis dan pengkhotbah karbitan dijunjung tinggi dan dijadikan rujukan. Ulama berbicara tidak didengar, boro-boro ditaati, tapi ketika para pendongeng berbicara justru didengar, dikutip, dan disebarkan.

Itulah Ar-Ruwaibidhah. . . , secara bahasa merupakan tashghir (pengecilan) dari Ar Raabidh yang artinya berlutut. Ya, saat itu banyak orang –orang yang rendah (berlutut) tetapi banyak bicara.

Imam As Suyuthi Rahimahullah menerangkan :

Sabdanya “dan Ar –Ruwaibidhah berbicara”, tafsirnya adalah seperti yang disebutkan dalam hadits Anas : “Kami berkata ; Wahai Rasulullah, apa yang nampak dari umat-umat sebelum kita?”. Beliau bersabda: “Rajanya justru datang dari orang kecil diantara kamu, pelaku kekejian justru adalah orang-orang besar kalian, dan ilmu justru ada pada orang jahatnya kalian.”

Ar Rajul At Taafih artinya orang yang jahat dan hina. Dan, Ar-Ruwaibidhah adalah pengecilan dari Raabidhah, yaitu orang yang lemah yang berlutut kepada orang-orang mulia yang memahami urusan, lalu dia duduk dan belajar kepadanya. (Syarh Dunan Ibni Majah, 1/292)

Para Ar-Ruwaibidhah ini hanya bisa komentar sana sini, sementara orang-orang yang berjuang (mujahidin, para ulama, ‘aamiliin (aktivis) yang sudah melangkah jauh dengan amal juga tidak luput dari komentar-komentar para Ar-Ruawibidhah ini. Mereka mencelanya, meendahkan dan sengaja membuat stigma negatif kepada mujahidin, ulama, dan aktivis agar umat menjauhinya, sebaliknya para Ar-Ruwaibidhah memuji yang tidak layak dipui da mengangkat yang tidak layak diangkat agar dai adan semisalnya lebih banyak pengikut dan pengaruhnya

Wallahu A’lam wa Lillahil ‘Izzah wa Lir Rasul wa Lil Mu’minin


Sumber: http://www.dakwatuna.com/2015/08/17/73726/hati-hati-dengan-ar-ruwaibidhah/#ixzz4YCmkHP4w

Sabtu, 15 Oktober 2016

HILANGNYA AMAL SESEORANG YANG MELAKUKAN MAKSIAT

Ada seseorang yang ketika di hadapan orang banyak terlihat alim dan shalih. Namun kala sendirian, saat sepi, ia menjadi orang yang menerjang larangan Allah.

Inilah yang dapat dilihat dari para penggiat dunia maya. Ketika di keramaian atau dari komentar ia di dunia maya, ia bisa berlaku sebagai seorang alim dan shalih. Namun bukan berarti ketika dalam kesepian, ia seperti itu pula. Ketika sendirian browsing internet, ia sering bermaksiat. Pandangan dan pendengarannya tidak bisa ia jaga.

Keadaan semacam itu telah disinggung oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam jauh-jauh hari. Dalam hadits dalam salah satu kitab sunan disebutkan,

عَنْ ثَوْبَانَ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- أَنَّهُ قَالَ : « لأَعْلَمَنَّ أَقْوَامًا مِنْ أُمَّتِى يَأْتُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِحَسَنَاتٍ أَمْثَالِ جِبَالِ تِهَامَةَ بِيضًا فَيَجْعَلُهَا اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ هَبَاءً مَنْثُورًا ». قَالَ ثَوْبَانُ : يَا رَسُولَ اللَّهِ صِفْهُمْ لَنَا جَلِّهِمْ لَنَا أَنْ لاَ نَكُونَ مِنْهُمْ وَنَحْنُ لاَ نَعْلَمُ. قَالَ : « أَمَا إِنَّهُمْ إِخْوَانُكُمْ وَمِنْ جِلْدَتِكُمْ وَيَأْخُذُونَ مِنَ اللَّيْلِ كَمَا تَأْخُذُونَ وَلَكِنَّهُمْ أَقْوَامٌ إِذَا خَلَوْا بِمَحَارِمِ اللَّهِ انْتَهَكُوهَا »

Dari Tsauban, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata, Sungguh aku mengetahui suatu kaum dari umatku datang pada hari kiamat dengan banyak kebaikan semisal Gunung Tihamah. Namun Allah menjadikan kebaikan tersebut menjadi debu yang bertebaran.” Tsauban berkata, “Wahai Rasulullah, coba sebutkan sifat-sifat mereka pada kami supaya kami tidak menjadi seperti mereka sedangkan kami tidak mengetahuinya.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Adapun mereka adalah saudara kalian. Kulit mereka sama dengan kulit kalian. Mereka menghidupkan malam (dengan ibadah) seperti kalian. Akan tetapi mereka adalah kaum yang jika bersepian mereka merobek tirai untuk bisa bermaksiat pada Allah.” (HR. Ibnu Majah no. 4245. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan). Ibnu Majah membawakan hadits di atas dalam Bab “Mengingat Dosa”.

Hadits di atas semakna dengan ayat,
يَسْتَخْفُونَ مِنَ النَّاسِ وَلَا يَسْتَخْفُونَ مِنَ اللَّهِ وَهُوَ مَعَهُمْ إِذْ يُبَيِّتُونَ مَا لَا يَرْضَى مِنَ الْقَوْلِ وَكَانَ اللَّهُ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطًا
Mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah, padahal Allah beserta mereka, ketika pada suatu malam mereka menetapkan keputusan rahasia yang Allah tidak ridhai. Dan adalah Allah Maha Meliputi (ilmu-Nya) terhadap apa yang mereka kerjakan.” (QS. An-Nisa’: 108). Walaupun dalam ayat tidak disebutkan tentang hancurnya amalan.


Ada beberapa makna dari hadits Tsauban yang kami sebutkan di atas:
Pertama:
Hadits tersebut menunjukkan keadaan orang munafik, walaupun kemunafikan yang ia perbuat adalah kemunafikan dari sisi amal, bukan i’tiqad (keyakinan). Sedangkan hadits Abu Hurairah berikut dimaksudkan pada kaum muslimin.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كُلُّ أُمَّتِى مُعَافًى إِلاَّ الْمُجَاهِرِينَ ، وَإِنَّ مِنَ الْمَجَانَةِ أَنْ يَعْمَلَ الرَّجُلُ بِاللَّيْلِ عَمَلاً ، ثُمَّ يُصْبِحَ وَقَدْ سَتَرَهُ اللَّهُ ، فَيَقُولَ يَا فُلاَنُ عَمِلْتُ الْبَارِحَةَ كَذَا وَكَذَا ، وَقَدْ بَاتَ يَسْتُرُهُ رَبُّهُ وَيُصْبِحُ يَكْشِفُ سِتْرَ اللَّهِ عَنْهُ
Setiap umatku dimaafkan kecuali orang yang terang-terangan dalam bermaksiat. Yaitu seseorang yang telah berbuat dosa di malam hari lantas di pagi harinya ia berkata bahwa ia telah berbuat dosa ini dan itu padahal Allah telah menutupi dosanya. Pada malam harinya, Allah telah menutupi aibnya, namun di pagi harinya ia membuka sendiri aib yang telah Allah tutupi.” (HR. Bukhari no. 6069 dan Muslim no. 2990)

Ibnu Hajar Al-Haitami mengatakan dalam Az-Zawajir ‘an Iqtiraf Al-Kabair (2: 764) mengenai dosa besar no. 356, “Termasuk dosa besar adalah dosa yang dilakukan oleh orang yang menampakkan keshalihan, lantas ia menerjang larangan Allah. Walau dosa yang diterjang adalah dosa kecil dan dilakukan di kesepian
. Ada hadits dari Ibnu Majah dengan sanad berisi perawi tsiqah (kredibel) dari Tsaubanradhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Sungguh aku mengetahui suatu kaum dari umatku datang pada hari kiamat dengan banyak kebaikan …” Karena kebiasaan orang shalih adalah menampakkan lahiriyah. Kalau maksiat dilakukan oleh orang shalih walaupun sembunyi-sembunyi, tentu mudharatnya besar dan akan mengelabui kaum muslimin. Maksiat yang orang shalih terjang tersebut adalah tanda hilangnya ketakwaan dan rasa takutnya pada Allah.”

Kedua:
Yang dimaksud dalam hadits Tsauban dengan bersendirian dalam maksiat pada Allah tidak berarti maksiat tersebut dilakukan di rumah seorang diri, tanpa ada yang melihat. Bahkan boleh jadi maksiat tersebut dilakukan dengan jama’ahnya atau orang yang setipe dengannya.
Syaikh Al-Albani menyatakan bahwa yang dimaksud dalam hadits bukanlah melakukan maksiat sembunyi-sembunyi. Namun ketika ada kesempatan baginya untuk bermaksiat, ia menerjangnya. (Silsilah Al-Huda wa An-Nuur no. 226)

Ketiga:
Makna hadits Tsauban adalah bagi orang yang menghalalkan dosa atau menganggap remeh dosa tersebut.
Syaikh Muhammad Al-Mukhtar Asy-Syinqithi berkata, ada orang yang melakukan maksiat sembunyi-sembunyi namun penuh penyesalan. Orang tersebut bukanlah orang yang merobek tabir untuk menerjang yang haram. Karena asalnya orang semacam itu mengagungkan syari’at Allah. Namun ia terkalahkan dengan syahwatnya. Adapun yang bermaksiat lainnya, ia melakukan maksiat dalam keadaan berani (menganggap remeh dosa, pen.). Itulah yang membuat amalannya terhapus. (Syarh Zaad Al-Mustaqni’, no pelajaran 332)
Semoga kita dapat menjauhi dosa dan maksiat di kala sepi dan kala terang-terangan. Jadikan, nasihat ini terutama untuk setiap diri kita pribadi.

Diselesaikan di Pesantren Darush Sholihin Gunungkidul, 9 Syawal 1436 H
Artikel Rumaysho.Com

Fanatisme Agama Hukumnya Wajib



Selama ini orang sering salah mengartikan makna fanatisme. Fanatisme dianggap sebagai sesuatu yang menakutkan, terutama dalam hal agama.
Sebenarnya, pengertian fanatisme bukan hanya pada agama, tetapi kata ini dapat dikaitkan dengan beberapa hal; partai politik, tokoh (figur), kelompok, atau kebudayaan.
Dalam pengertian yang sangat luas itu, hanya ada satu hal yang diperbolehkan untuk bersikap fanatik, yaitu fanatik terhadap agama.

Fanatisme sebenarnya adalah sebuah konsekuensi seseorang yang percaya pada suatu agama, bahwa apa yang dianutya adalah benar.
Paham ini tentu akan berdampak positif pada seseorang karena yang bersangkutan akan mengaplikasikan dan merefleksikan segala hukum dalam kehidupan sehari-hari. Karena pada dasarnya, tidak ada satu agama pun yang mengajarkan kekerasan, peperangan dan permusuhan.
Dengan fanatisme, seseorang tidak akanmencampur adukan kebenaran agamanya dengan kebenaran yang lain. Dalam ajaran Islam, konsistensi (dapat disebut fanatisme) adalah sebuah keharusan bagi setiap umatnya.
Seorang penganut yang tidak fanatik terhadap agama islam tentu hanya akan merusak agama Islam itu sendiri. Pencampuran ajaran agama dengan yang lain (terutama ibadah mahdhoh) berakibat ditolaknya amal perbuatan itu. Seperti misal, jika Islam mengharamkan suatu makanan kemudian kita mencoba melanggar hanya karena agama lain tidak mengharamkan, maka hal ini akan merusak nilai keimanan seseorang itu.


Kesalahan paham

Berkenaan dengan persoalan di atas, kiranya saya kurang sepakat dengan pengertian kata fanatisme yang ada di beberapa media online, terutama Wikipedia. Dalam Wikipedia fanatisme diartikan sebagai sebuah keadaan dimana seseorang atau kelompok yang menganut sebuah paham, baik politik, agama, kebudayaan, atau apapun saja dengan cara berlebihan (membabibuta) sehingga berakibat kurang baik bahkan cenderung menimbulkan perseteruan dan konflik serius.

Berdasar pada pengertian di atas, agama disamakan kedudukanya dengan paham, politik, atau kebudayaan. Padahal agama (terutama agama samawi) jelas-jelas memiliki kedudukan yang sangat berbeda dengan paham, lembaga politik, dan kebudayaan.
Agama adalah sebuah keyakinan yang dilandasi dari firman Tuhan, dengan demikian agama (terutama Islam) bukanlah buatan manusia. Oleh karena itu, menyamakan kedudukan agama dengan paham-paham buatan manusia adalah kesalahan fatalyang berakibat kesalahan pemaknaan terhadap fungsi agama itu sendiri (termasuk kesalahan terhadap penafsiran pengertian fanatisme ini).

Kesalahan paham inilah yang kemudian melahirkan sebuah persepsi negatif terhadap orang-orang atau sekelompok orang yang taat pada agama. Adanya fanatisme agama justru melahirkan persepsi negatif terhadap agama tertentu. Seperti misal di negara barat terjadi sebuah ketakutan-ketakutan terhadap agama Islam. Gambaran ketakutan mereka bisa dilihat dari berbagai program yang dikeluarkan pemerintahan untuk mereduksi keyakinan (agama Islam) dalam masyarakat. Seperti di Amerika, ajaran memusuhi Islam menjadi mata pelajaran wajib di seluruh pendidikan militer, atau pun di negara-negera Eropa yang sebagian besar memberlakukan pelarangan berjilbab karena dikhawatirkan akan mempengaruhi orang lain (meskipun kadang hal ini dipolitisir untuk antisipasi kejahatan/terorisme).

Ketakutan-ketakutan akan adanya fanatisme terhadap agama (khususnya Islam) adalah suatu kebodohan.
Fanatisme terhadap agama Islam sesungguhnya akan melahirkan orang-orang yang sangat beradab dan santun. Karena ajaran agama Islam telah mengatur segala sendi kehidupan manusia secara menyeluruh. Islam mengajarkan untuk menghormati agama lain, orang lain bahkan aturan untuk berbuat baik itu juga berlaku untuk makhluk lain termasuk binatang dan lain seagainya (baca: adab dan akhlak Islam). Di dalam Islam, orang beragama tidak boleh dipaksakan. Islam adalah agama yang paling demokratis karena menyadari akan adanya perbedaan itu sebagai suatu fitroh (alami/kodrat Tuhan). Itu sebabnya Islam melarang umatnya mengganggu golongan lain atau paham lain, karena mengganggu yang lain sama dengan merusak persaudaraan dan nilai kemanusiaan yang ingin dibangun dalam Islam. Agama Islam diturunkan sebagai agamarahmatan lilalamin, memberikan kebaikan bagi umat manusia dan seluruh alam. Dalam kontek ini tidak ada kekhususan bahwa keberadaan Islam hanya untuk umat islam sendiri, tetapi untuk seluruh alam.

Bertolak dari pemahaman inilah, kiranya kita perlu membedakan makna kata fanatisme dalam berbagai hal. Jika berkaitan dengan agama, fanatisme hukumnya wajib. Tetapi jika dikaitkan dengan politik, paham (golongan, suku, ras dll), termasuk kebudayaan, maka fanatisme harus dihilangkan. Fanatisme yang merusak adalah fanatisme yang dikaitkan dengan segala hal yang berkiatan dengan paham manusia atau hasil pikiran manusia. Seperti contoh fanatisme pada partai politik jelas hanya akan merusak hubungan persaudaraan karena adanya perbedaan kepentingan. Demikian juga dengan fanatisme terhadap tokoh-tokohnya. Pada prinsipnya semua produk manusia adalah lemah dan penuh kekurangan. Oleh karena itu, fanatisme terhadap manusia adalah kebodohan yang harus kita buang jauh-jauh dari pikiran kita.

Sekali lagi fanatisme hanya boleh ditujukan pada agama yang benar. Fanatisme terhadap kebenaran suatu agama yang kita anut adalah bukti ketaatan kita terhadap agama itu sendiri. Meskipun, fanatisme tidak berarti memusuhi dan memerangi ajaran agama lain.Wallahua’lamubishshawab.


 Oleh 
Wajiran, S.S., M.A.
(Peminat di Bidang Sosial dan Politik Islam)
Pantai Santolo

(Jawa Barat), 13 Agustus 2012

Rabu, 28 September 2016

CARA MENGGANTI SLIDE BAWAAN DARI TEMPLATE

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Baiklah kali ini saya akan menjelaskan tentang bagaimana cara mengganti slide bawaan dari template blog.

Oke langsung saja kita mulai.

  • 1.       Simpan foto slide bawaan dari template blog, ingat link ini, ini diperlukan untuk tahap 13, (bisa juga dilakukan dengan tidak menutup tab gambar bawaan slidenya)
  • 2.       Kemudian jika sudah disimpan, buka photoshop
  • 3.       Di photoshop pilih file>open>(pilih foto slide bawaan template tdi)
  • 4.       Kemudian, pilih file>place>(pilih foto yang ingin dijadikan slide)
  • 5.       Atur foto agar kelihatan bagus dan rapi, mengatur nya bisa dengan menekan Ctrl+T, jika sdh rapi selesai di atur tekan enter.
  • 6.       Jika sudah bisa save foto (Ctrl+S) ubah formatnya menjadi .jpg untuk jaga-jaga jika mau diganti lagi file .psd nya juga bisa tetap disimpan
  • 7.       Kemudian masuk ke www.blogger.com
  • 8.       Pilih laman>laman baru>pilih icon foto (disamping tulisan Link)>pilih foto yg ingin dijadikan slide yang tadi sudah di edit
  • 9.       Kemudian pilih jika sudah ter upload klik foto nya, klik add selected
  • 10.   Setelah itu klik kanan foto nya, pilih view image in new tab /lihat foto ditab baru
  • 11.   Salin link url nya, jika sudah pilih simpan, kemudian tutup
  • 12.   Pilih template>pilih edit html
  • 13.   Cari link url slide template bawaan, untuk memudahkan pencarian bisa dengan menklik box tulisan html nya kemudian tekan Ctrl+F masukkan sebagian alamat link slide bawaan
  • 14.   Kemudian, apabila sudah dapat link nya, ganti link slide bawaan dengan link slide yang baru. Jangan sampai tanda ‘ (kutip) nya terhapus
  • 15.   Nah, jika sudah diganti tinggal simpan html nya. Dan selesaii

Jika ada yang kurang jelas atau ada kesalahan mohon berikan kritik dan saran nya dikolom komentar.
Terima kasih telah mengunjungi blog ini. Mohon maaf jika ada salah-salah kata

Sekian. Wassalamualaikum Warahmatulllahi Wabarakatuh

Sabtu, 17 September 2016

KEUTAMAAN MEMBACA SHOLAWAT

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Ada empat perbuatan ringan yang apabila kita lakukan, maka kita termasuk golongan orang yang tidak terpuji.
1. Seseorang yang membuang air kecil sambil berdiri, 2. Seseorang yang mengusap dahinya sebelum selesai dari shalat, 3. Seseorang yang mendengar adzan tetapi ia tidak menirukan seperti apa yang diucapkan muadzin, 4. seseorang yang apabila mendengar nama Nabi Muhammad Saw disebut, tetapi tidak membacakan shalawat atasnya.
Sabda Nabi Muhammad Saw:


أربع من الجَفَاءِ أن يبول الرجل وهو قائم، وأن يمسح جبهته قبل أن يفرغ من الصلاة، وأن يسمع النداء فلا يشهد مثل ما يشهد المؤذّن، وأن أذكر عنده فلا يصلي عليّ. (رواه البزار والطبراني)
Artinya:
“Empat perbuatan termasuk perbuatan yang tidak terpuji, yaitu (1) bila seseorang buang air kecil sambil berdiri, (2) seseorang yang mengusap dahinya sebelum selesai dari shalat, (3). Seseorang yang mendengar adzan tetapi ia tidak menirukan seperti yang diucapkan muadzin, (4) seseorang yang apabila mendengar namaku disebut, tetapi ia tidak membacakan shalawat atasku. (HR. Bazzar dan Tabhrani)

    Dalam ibadah sehari-hari, sebenarnya ada sebuah perbuatan ringan yang apabila kita lakukan mendatangkan akibat yang maha dahsyat, dan apabila kita tinggalkan maka kita termasuk golongan orang yang tidak berbalas budi.
    Pada saat kita telah diberi bantuan oleh orang lain, sudahlah pasti akan mengucapkan terima kasih yang tak terhingga, atau mungkin mengucapkan doa untuk kebaikannya. Begitu pula dengan Rasulullah Saw yang telah mengeluarkan kita dari lembah kegelapan menuju alam terang benderang, maka sudahlah pantas bagi kita untuk selalu mengucapkan sholawat dan salam atas beliau, sebagai ungkapan rasa terima kasih dan kecintaan kita atas segala jasa dan perjuangan yang tak tertandingi di alam jagad ini.
    Dalam ibadah-ibadah lain, Allah Swt memerintahkan kepada hamba-hambaNya untuk mengerjakannya, namun khusus dalam perintah membaca shalawat, Allah Swt menyebutkan bahwa Allah sendiri bershalawat atasnya, kemudian memerintahkan kepada malaikatNya, baru kemudian pada orang-orang yang beriman untuk bershalawat atasnya. Dengan hal ini semakin menunjukkan bahwasanya melakukan shalawat atas Nabi muhammad saw, tidak cuma sekedar ungkapan terima kasih, tetapi ia juga menjadi ibadah yang utama.
    Bila kita ingin mengetahui bahwa shalawat termasuk ibadah yang utama, maka perhatikan dan renungkan firman Allah Swt dalam al-Quran:

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا  
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikatNya, bershalawat atas Nabi, wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk nabi dan ucapkan salam penghormatan kepadanya”. (QS. Al-Ahzab 56).

    Dari ayat tersebut kita mengetahui, Allah Swt saja sang Pencipta jagad raya dan mahkluk seluruh dunia termasuk diri kita yang kecil ini, mau bershalawat terhadap Nabi Muhammad Saw, dan juga para malaikat yang telah dijamin tak akan berbuat kesalahan turut bershalawat terhadap nabi, mengapa diri kita yang telah diselamatkan beliau masih melupakan ibadah yang teramat mulia ini. Sesungguhnya perbuatan seseorang menunjukkan pada perangai dirinya.
سيرة المرء تنبأ عن سريرته

    Shalawat adalah sebuah ibadah yang tidak berbatas alam, jarak ataupun waktu. Artinya bila diucapkan maka akan menembus alam langit yang sangat jauh, didengar para malaikat, lalu turut menyampaikan doa bagi manusia yang mengucapkannya, dan menembus Alam kubur menyampaikan salam yang diucapkan manusia kepada Nabi Muhammad Saw.
Nabi Saw bersabda:


ما منكم من أحدٍ سلّم علي إذا متُّ إلا جاءني جبريل فقال جبريل يا محمد هذا فلان ابن فلان يُقرئك السلام، فأقول وعليه السلام ورحمة الله وبركاته. (رواه أبو داود).
Artinya:
“Tidak ada salah seorang di antara kamu yang mengucapkan salam kepadaku sesudah aku mati melainkan malaikat jibril datang kepadaku seraya mengucapkan: ‘wahai Muhammad, ini Fulan bin Fulan mengucapkan salam untukmu, maka aku menjawab: “dan atasnya salam dan rahmat serta berkah dari Allah”. (HR. Abu Daud)
Lalu apa fadhilah mengucapkan shalawat dan salam atas junjungan kita Nabi Besar Muhammad Saw?
Ada beberapa riwayat dari hadist Rasulullah Saw, Atsar sahabat Radiallahu anhum dan pengalaman beberapa ulama yang mengisyaratkan imbalan bagi mereka yang mau bershalawat.

1). Shalawat membersihkan dosa
Sabda Nabi Saw:


صلّو عليّ فإن الصلاة علي زكاةٌ لكم واسألوا الله لي الوسيلة، قالوا وما الوسيلة يا رسول الله؟ قال: أعلى درجةٍ في الجنة لا ينالها إلا رجلٌ واحدٌ وأنا ارجو أن يكون أنا هو. (رواه أحمد في مسنده)
“bacalah shalawat atasku karena sesungguhnya shalawat atasku membersihkan dosa-dosamu, dan mintalah kepada Allah untukku wasilah”. Para sahabat bertanya: “apakah wasilah itu?” beliau menjawab: “derajat yang paling tinggi di sorga yang hanya seorang saja yang akan memperolehnya dan aku berharap semoga akulah orang yang memperolehnya”.

2). Shalawat berpahala sepuluh rahmat Allah dan menghapus sepuluh kesalahan
Sabda Nabi Saw:

من صلّى علي صلاةً واحدة صلى الله عليه عشر صلوات وحطّ عنه عشر خطيآت (رواه النسائي)
“barangsiapa yang membaca shalawat atasku satu shalawat maka Allah akan menurunkan sepuluh rahmat kepadanya dan menghapus sepuluh kesalahannya” (HR. Nasai)

3). Dikabulkan hajat di dunia dan akhirat
Sabda beliau Saw:

من صلى علي في اليوم مائةَ مرّةٍ قضى الله له مائةَ حاجةٍ، سبعين منها في الآخرة وثلاثين في الدنيا
“barangsiapa yang membacakan shalawat untukku pada suatu hari seratus kali, maka Allah akan memenuhi seratus hajatnya, 70 di antaranya nanti di akhirat dan 30 di dunia. (Kitab Jam’ul Jawami’, Hal: 796)

4). Terangkatnya derajat manusia
Sabda beliau Saw:


من صلى عليّ من أمتي مخلصاًَ من قَلبِه صلاةً واحدةً صلّى اللهُ عليه عشر صلواتٍ ورفع عشر درجاتٍ ومحا عنه عشر سيئاتٍ. (رواه النسائ)
“barangsiapa di antara umatku yang membacakan shalawat atasku satu kali dengan ikhlas dari lubuk hatinya, maka Allah menurunkan sepuluh rahmat kepadanya, mengangkat sepuluh derajat kepadanya, dan menghapus sepuluh kesalahan”. (HR. Nasai)

5). Menjadikan doa cepat terkabul
Bahwasanya Umar bin Khattab Ra berkata: “Saya mendengar bahwa doa itu ditahan diantara langit dan bumi, tidak akan dapat naik, sehingga dibacakan shalawat atas nabi Muhammad Saw”. (Atsar Hasan, Riwayat Tirmidzi)

Saudara-saudara kaum muslimin sidang jum’ah yang berbahagia.
Ada sebuah cerita, bahwasanya ulama besar Sufyan ats Tsauri sedang thawaf mengelilingi ka’bah dan melihat seseorang yang setiap kali mengangkat kaki dan menurunkannya senantiasa membaca shalawat atas nabi. Sufyan bertanya: “Sesungguhnya engkau telah telah tinggalkan tasbih dan tahlil, sedang engkau hanya melakukan shalawat atas Nabi. Apakah ada bagimu landasan yang khusus? Orang itu menjawab: “Siapakah engkau? Semoga Allah mengampunimu. Sufyan menjawab: “Saya adalah sufyan ats tsauri”. Orang itu berkata: “seandainya kamu bukanlah orang yang istimewa di masamu ini niscaya saya tidak akan memberitahukan masalah ini dan menunjukkan rahasiaku ini”.
Kemudian orang itu berkata kepada sufyan: “sewaktu saya mengerjakan haji bersama ayahku, dan ketika berada di dekat kepalanya ayahku meninggal dan mukanya tampak hitam, lalu saya mengucapkan “innalillah wa inna ilahi rajiun” dan saya menutup mukanya dengan kain. Kemudian saya tertidur dan bermimpi, dimana saya melihat ada orang yang sangat tampan, sangat bersih dan mengusap muka ayahku, lalu muka ayahku itu langsung berubah menjadi putih. Saat orang yang tampan itu akan pergi, lantas saya pegang pakaiannya sambil bertanya: “wahai hamba Allah siapakah engkau? Bagaimana lantaran kamu Allah menjadikan muka ayahku itu langsung berubah menjadi putih di tempat yang istimewa ini?. Orang itu menjawab: “apakah kamu tidak mengenal aku? Aku adalah Muhammad bin Abdullah yang membawa al-Quran. Sesungguhnya ayahmu itu termasuk orang yang melampaui batas (banyak dosanya) akan tetapi ia banyak membaca shalawat atasku. Ketika ia berada dalam suasana yang demikian, ia meminta pertolongan kepadaku, maka akupun memberi pertolongan kepadanya, karena aku suka memberi pertolongan kepada orang yang banyak memperbanyak shalawat atasku”. Setelah itu saya terbangun dari tidur, dan saya lihat muka ayahku berubah menjadi putih. (Dari Kitab: Tanbihun Ghofilin, as-Samarqhondi, hal: 261)

Begitu dahsyatnya balasan shawalat terhadap Nabi Saw. sehingga bagi siapapun yang mengucapkannya akan melibatkan Allah, para malaikat dan Nabi Muhammad Saw langsung membalasnya, tidak cuma balasan pahala, imbalan atau keselamatan di akhirat, tetapi juga mendapat syafaat dari Nabi Muhammad Saw.
Orang yang mendengar shalawat atas nabi, tetapi tidak menjawabnya lalu ia meninggal dan masuk neraka, maka Allah menjauhkan dari RahmatNya.
Sabda Nabi:
“Jibril datang kepadaku dan berkata: “wahai Muhammad, barangsiapa yang mendapatkan bulan ramadhan namun ia tidak diampuni dosanya, lalu ia mati dan masuk neraka, maka Allah akan menjauhkan dari RahmatNya. Aku menjawab: “amin”. Jibril berkata lagi: “barangsiapa yang masih bertemu dengan kedua orangtuanya atau salah satu diantaranya kemudian tidak berbuat baik pada orang tuanya, lalu mati dan masuk neraka, maka Allah menjauhkan dari rahmatNya. Aku menjawab: “Amin”. Jibril berkata lagi: “barangsiapa yang disebutkan namamu (muhammad) namun ia tidak membacakan shalawat lalu ia mati dan masuk neraka, maka Allah menjauhkan dari rahmatNya. Aku mengucapkan “Amin”. (HR. Ibnu Hibban).
Ucapkanlah shalawat kepada Nabi Muhammad Saw, disaat kita senggang, disaat akan menggubah posisi kegiatan kita, disaat kapanpun, dimanapun selagi kita mampu. Dan bila ada yang mengucapkan shalawat:


اللهم صلى على محمد وعلى آل محمد
Maka kita menjawab:
اللهم صلى وسلم وبارك على محمد

Jangan lupakan shalawat, karena bila kita lupa berarti kita telah melupakan seseorang yang telah menunjukkan kita kejalan yang lurus yaitu Nabi Muhammad Saw. bila kita telah melupakan shalawat berarti kita telah melupakan dan keliru dari jalan yang seharusnya kita tempuh menuju sorga.
“barangsiapa yang lupa membaca shawalat atasku, berarti ia telah keliru dari jalan ke sorga” (HR. Ibnu majah)



sumber: http://www.ngaji.web.id/2015/08/keutamaan-yang-dahsyat-membaca-shalawat.html

Mohon Maaf bila ada Kesalahan
Semoga kita mendapat berkah dan ridho dari Allah swt. Aamiin
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

BIOGRAFI DAN WASIAT SYEKH SAMMAN

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

MANAQIB SYEKH SAMMAN AL-MADANI AL-HASANI
(Sang Pendiri Tarekat Sammaniyah & Penjaga Makam Rasulullah Saw.)


Nama beliau adalah Ghauts az-Zaman al-Waliy Quthb al-Akwan asy-Syekh Muhammad bin Abdul Karim as-Samman al-Madani keturunan Sayyidina Hasan bin Sayyidina Ali dengan Sayyidah Fatimah az-Zahra binti Sayyidina Rasulullah Saw
Beliau adalah ulama besar dan wali agung berdarah Ahlul Bait Nabi beraqidah Ahlussunnah wal Jama’ah dengan Imam Asy’ari dalam bidang teologi atau aqidah, dan Imam asy-Syafi’i madzab fiqih furu’ ibadatnya, dan Imam Junaid al-Baghdadi dalam tasawufnya.
Beliau Ra. tinggal di Madinah menempati rumah yang pernah ditinggali Khalifah pertama, yakni Sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq Ra. (seorang Shiddiq yang paling agung yang tiada bandingannya, kecuali para Anbiya wal Mursalin).
Guru mursyid beliau diantaranya adalah Sayyidina Syekh Musthafa Bakri, seorang wali agung dari Syiria, keturunan Sayyidina Abu Bakar Shiddiq Ra. dari pihak ayah, sedangkan dari pihak ibu keturunan Sayyidina Husein Sibthi Rasulullah Saw.
Pangkat kewalian beliau adalah seorang Pamungkas para wali, yakni Ghauts Zaman, dan wali Quthb al-Akwan, yakni kewalian yang hanya bisa dicapai oleh para sadah yang dalam tiap periode 200 tahun sekali. Dan beliau adalah Khalifah Rasulullah pada zamannya.
Beliau banyak memiliki karomah yang tidak bisa dihitung jumlahnya, bahkan sampai saat inipun karamah itu terus ada. Karamah agung beliau adalah pangkat kewaliannya yang begitu agung. Beliau mendapat haq memberi syafaat 70.000 umat manusia masuk syurga tanpa hisab.
Diantara murid-murid beliau dari Indonesia yaitu:
1.      Quthb az-Zaman Syekh muhammad Arsyad al-Banjari
2.      Quthb al-Maktum Syekh Abul Abbas Ahmad at-Tijani (pendiri tarekat Tijani)
3.      Al-Quthb Syekh Abdussamad al-Palimbani
4.      Al-Quthb Syekh Abdul Wahab Bugis (menantu Syekh Arsyad al-Banjari)
5.      Al-Qutb Syekh Abdurrahman al-Batawi (kakek Mufti betawi dari pihak ibu Habib Utsman Betawi)
6.      Al-Quthb Syekh Dawud al-Fathani, dan lain-lain.
Dan diantara keagungan dan kemuliaan beliau yang amat banyak diantaranya adalah; semua murid beliau yang jumlahnya ribuan menempati maqam Quthb. Beliau menempati kemuliaan karena beliau berada pada jalan Rasulullah Saw. dan para sahabatnya, yakni Ahlussunnah wal Jama’ah.
Demikian lah kesuksesan Syekh Samman dalam mendidik ruhani murid-muridnya sehingga mereka yang berjumlah ribuan menempati maqam Quthb, apatah lagi Rasulullah Saw. dengan para murid-muridnya yakni para sahabat, tentu maqam kewaliannya sangat agung, karena mereka mendapat keistimewaan menyertai kekasihNya (Muhammad Saw.), dan apa-apa yang menjadi Nubuwat Rasulullah Saw. dalam kitab-kitab terdahulu, maka pasti menceritakan dan memuji para Qudus agung yang menyertai kekasihNya, yakni para sahabat Rasulullah Saw.
Al-Quthb al-Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi berkata: “Serendah-rendahnya martabat sahabat maka tidak akan bisa dicapai walau oleh 70 Imam Junaid al-Baghdadi”. Padahal Imam Junaid hidup pada zaman salaf dan menempati Sulthon al-Auliya pada zamannya.
Karena para sahabat ini adalah para wali agung, maka para ahli tasawwuf (Aswaja) sangat sopan dengan mereka, tidak menceritakan mereka kecuali kebaikan. Sehingga wajib hukumnya berprasangka baik dengan para Auliya. Lebih-lebih lagi para sahabat yang notabene adalah hasil didikan langsung Rasulullah Saw. yang menempati Shiddiq dalam kewalian.
Maka dari itu, ummat Islam Aswaja tidak akan membicarakan panjang lebar tentang pertikaian antar sahabat, baik itu antara Sayyidah Aisyah dengan Sayyidina Ali Kw, pada perang Jamal, maupun antara Sayyidina Ali Kw. pada satu pihak dengan Sayyidina Muawiyah Ra. pada pihak lain.
Kita kaum Aswaja tidak akan mengotori mulut kita dengan umpatan dan negatif thinking kepada mereka. Bahkan Khalifah Ali Kw. mengatakan seterunya saat itu bahwa antara beliau dengan Sayyidina Muawiyah adalah saudara seiman dan satu kalimat, hanya saja khilaf dalam penyelesaian pembunuhan Khalifah Utsman Ra. Bahkan beliau Kw. menyolatkan semua korban perang baik yang di pihak beliau maupun pihak Gubernur Damaskus saat itu.


Syekh Samman Al-Madani Al-Hasani (Pendiri Tarekat Sammaniyah)

Kemunculan Tarekat Sammaniyah bermula dari kegiatan sang tokoh pendirinya, yaitu Syekh Muhammad bin Abdul Karim as-Sammani al-Hasani ai-Madani al-Qadiri al-Quraisyi. Ia adalah seorang fakih, ahli hadits, dan sejarawan pada masanya. Dilahirkan di Kota Madinah pada tahun 1132 Hijriyah atau bertepatan dengan tahun 1718 Masehi. Keluarganya berasal dari suku Quraisy.
Semula, ia belajar Tarekat Khalwatiyyah di Damaskus. Lama-kelamaan, ia mulai membuka pengajian yang berisi teknik dzikir, wirid, dan ajaran tasawuf lainnya. Ia menyusun cara pendekatan diri dengan Allah Swt. yang akhirnya disebut sebagai Tarekat Sammaniyah. Sehingga, ada yang mengatakan bahwa Tarekat Sammaniyah adalah cabang dari Khalwatiyyah.
Demi memperoleh ilmu pengetahuan, ia rela menghabiskan usianya dengan melakukan berbagai perjalanan. Beberapa negeri yang pernah ia singgahi untuk menimba ilmu diantaranya adalah Iran, Syam, Hijaz, dan Transoxiana (wilayah Asia Tengah saat ini). Diantara karya-karya tulis beliau adalah; Mujamu al-Masyayikh, Tazyil at-Tarikh Baghdad, dan Tarikh Marv.
Kemuliaan Syekh Muhammad Samman dikenal sebagai tokoh tarekat yang memiliki banyak karamah. Baik dari kitab Manaqib Syaikh al-Waliy asy-Syahir Muhammad Samman maupun Hikayat Syekh Muhammad Samman, keduanya mengungkapkan sosok Syekh Samman. Sebagaimana guru-guru besar tasawuf, Syekh Muhammad Samman terkenal akan kesalehan, kezuhudan, dan kekeramatannya. Konon, ia memiliki karamah yang sangat luar biasa.
“Ketika kaki diikat sewaktu di penjara, aku melihat Syekh Muhammad Samman berdiri di depanku dan marah. Ketika kupandang wajahnya, tersungkurlah aku dan pingsan. Setelah siuman, kulihat rantai yang melilitku telah terputus," kata Abdullah al-Basri. Padahal, kata seorang muridnya, ketika itu Syekh Samman berada di kediamannya sendiri.
Adapun perihal awal kegiatan Syekh Muhammad Samman dalam tarekat dan hakikat, menurut Kitab Manaqib, diperolehnya sejak bertemu dengan Syekh Abdul Qadir al-Jailani.
Suatu ketika, Syekh Muhammad Samman berkhalwat (menyendiri) di suatu tempat dengan memakai pakaian yang indah-indah. Pada waktu itu datanglah Syekh Abdul Qadir al-Jailani yang membawakan pakaian jubah putih dan berkata: "Ini pakaian yang cocok untukmu." Ia kemudian memerintahkan Syekh Muhammad Samman agar melepas pakaiannya dan mengenakan  jubah putih yang dibawanya itu.
Konon, Syekh Muhammad Samman menutup-nutupi ilmunya sampai datanglah perintah dari Rasulullah Saw. untuk menyebarkannya kepada penduduk Kota Madinah.


Wasiat Syekh Samman Al-Madani Al-Hasani (Penjaga Makam Rasulullah Saw.)

Diantara wasiat yang diberikan Syekh Samman al-Madani adalah, berkata al-Imam al-Quthb al-Ghauts az-Zaman al-Waliy al-Quthb al-Akwan asy-Syekh Muhammad bin Abdul Karim as-Samman al-Madani:
·         "Tidaklah aku diangkat Allah Swt. menjadi al-Waly al-Quthb al-Ghauts dan Quthb al-Akwan melainkan aku selalu rutin membaca doa; 
Allahummaghfir li-ummati sayyidina  Muhammad. Allahummarham li-ummati sayyidinina Muhammad. Allahummastur li-ummati sayyidina Muhammad. Allahummajbur  li-ummati sayyidina Muhammad Saw. 4X berturut-turut setelah selesai sholat Shubuh sebelum berkata-kata urusan dunia  dan dia istiqamah membacanya maka ia menempati martabat fadhilah Quthub.”
Maksud beliau memberikan amalan ini ialah agar kita selalu bersatu sesama ummat islam dan sebagai ummatnya Rasulullah Saw. janganlah ada iri dengki dan buruk sangka terhadap sesama sekalipun seseorang itu kelihatannya hina. Jadi membaca doa ini setelah sholat Shubuh dengan niatan mudah-mudahan semua ummat Rasulullah Saw. diampuni Allah Swt. Atas segala dosa, dimudahkan Allah Swt. tuk mengamalkannya dan dengan harapan semoga hati kita dibersihkan dari segala penyakit hati seperti riya, ujub, takabbur, sombong, iri, dengki, hasud, berperasangka buruk dan sifat-sifat buruk lainnya.
·    “Barangsiapa mengambil thariqah kepadaku dan mengamalkannya niscaya pasti ia akan mendapatkan rasa majdzub di dalam dunia (diambil oleh Allah Swt. aqalnya yang Basyariyyah diganti dengan aqal yang bersifat Rabbaniyah) yakni diambil oleh Allah akan rasa punya wujud dan sifat dan af’al diganti dengan rasa ‘adam mahdhah adam semata” yakni tiada punya wujud, sifat dan af’al melainkan hanya Allah Swt. yang punya wujud hakiki, minimal di saat sakaratul maut.”
·    “Perkataan aku ini seperti perkataan Sayyidi Syekh Abdul Qadir al-Jailani. Barangsiapa yang menyerukan aku “Ya Samman” 3 kali ketika mendapat kesusahan, niscaya aku akan datang menolongnya.”
Syekh Samman al-Madani meninggal dunia pada hari Rabu 2 Dzulhijjah tahun 1189 H, dan dimakamkan di pemakaman Baqi’ bersandingan dengan maqam  para Istri Rasulullah. Para ualam mengatakan bahwa barangsiapa yang melazimkan membaca Manaqib Sayyidi Syekh Samman (Ratib Samman) berjamaah dengan orang banyak dan membaca al-Qur’an serta bertahlil kemudian bersedekah semampunya dan pahalanya dihadiahkan kepada Sayyidi Syekh Samman, niscaya ia akan dimudahkan rizqinya oleh Allah Swt.

Disarikan dari berbagai sumber.
http://biografiulamahabaib.blogspot.co.id/2012/11/manaqib-syekh-samman-al-madani-al-hasani.html

Sya’roni as-Samfuriy, Indramayu 09 Muharram 1434 H



Mohon maaf bila ada kesalahan.
Semoga postingan ini mendapat berkah dan ridho dari Allah swt. Aamiin

WASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH